Pesan Produk Sekarang

cincin tunangan di tangan

cincin tunangan di tangan





 Harga Cincin :

Perak mulai dari     Rp.550.000 (sepasang)
Paladium mulai dari  Rp 3.200.000 (sepasang)
Emas mulai dari      Rp.5.000.000 (sepasang)
Platina mulai dari   Rp.9000.000 (sepasang)

untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi :

WA    : +6282282124840
Gmail : azisrama33@gmail.com

Alasan di balik tuntutan cincin tunangan di tangan kawin yang mahal
826
SEBARAN
Syafrina Syaaf
11:15 WIB - Minggu, 22 Juli 2018
 Ilustrasi cincin tunangan di tangan kawin
 Ilustrasi cincin tunangan di tangan kawin | Frontiers in Pediatrics /Shutterstock
Umumnya, perempuan menginginkan sebuah pernikahan yang meninggalkan kesan mendalam untuk dirinya sendiri, keluarga, dan tamu undangan. Tak ayal, pernikahan megah pun menjadi salah satu cara dalam mewujudkannya.

Selain resepsi pernikahan yang istimewa, cincin tunangan di tangan kawin pun menjadi salah satu simbol status sosial pengantin.

Jaime Cloud dan Madalyn Taylor, peneliti dari Western Oregon University di Amerika Serikat menemukan teori menarik terkait cincin tunangan di tangan kawin.

Mereka mengungkapkan bahwa laki-laki bersedia memberikan cincin tunangan di tangan kawin mahal dan berkilau pada perempuan yang dianggap memiliki penampilan cantik. Lalu, perempuan biasanya menuntut cincin tunangan di tangan kawin dengan nilai tinggi dari laki-laki yang memiliki penampilan kurang menarik.

Hasil penelitian ini telah diterbitkan oleh jurnal Evolutionary Psychological Science.

cincin tunangan di tangan kawin merupakan barang wajib dalam sebuah pernikahan. Bentuknya yang kecil acap kali dianggap sebagai sesuatu yang praktis. Namun, hingga hari ini masih sedikit sekali penelitian yang menjelaskan unsur-unsur yang memengaruhi pola pengeluaran calon pengantin terkait cincin tunangan di tangan kawin.

Eksperimen yang dilakukan oleh Cloud dan Taylor tersebut konsentrasi mempelajari pengaruh penampilan seseorang terhadap anggaran cincin tunangan di tangan kawin.

Mereka mengumpulkan 590 peserta yang berusia rata-rata 30 tahun. Seluruh partisipan diperlihatkan foto lengkap dengan informasi singkat mengenai sang pemilik wajah.

Lalu, partisipan harus membayangkan diri mereka menjadi pasangan orang dalam foto-foto tersebut yang sebelumnya telah dikategorikan dalam kelompok “Menarik” dan “Tidak menarik”.

Kemudian, partisipan perempuan diminta untuk membayangkan bentuk cincin tunangan di tangan seperti apa yang bakal diberikan oleh laki-laki dalam foto. Partisipan laki-laki ditugaskan untuk memilih cincin tunangan di tangan yang akan mereka berikan pada sosok perempuan dalam foto-foto yang diperlihatkan.

Hasilnya, kebanyakan partisipan laki-laki terdorong memberikan cincin tunangan di tangan kawin terbaik dengan batu permata terbesar pada foto perempuan dalam kelompok “Menarik”. Partisipan perempuan ditemukan memilih cincin tunangan di tangankawin mahal dari laki-laki di foto yang dianggap tidak menarik, tetapi bersedia mendapatkan cincin tunangan di tangan kawin biasa-biasa saja dari laki-laki yang berpenampilan rupawan.

Peneliti melihat bahwa perempuan bersedia berkompromi ketika penampilan pasangan mereka tampan, menarik perhatian, dan bertubuh bagus.

Lalu, partisipan perempuan yang menganggap diri mereka memiliki kualitas fisik menawan menuntut cincin tunangan di tangan kawin mahal dari pasangan, terlepas apakah pasangannya tampan atau tidak.

“Hasil penemuan ini konsisten dengan pemikiran bahwa perempuan cantik mengharapkan ‘investasi’ besar dari pasangan,” jelas Taylor.

Selama fase eksperimen, seluruh partisipan ditanyakan mengenai, nilai dan kualitas dari cincin tunangan di tangan kawin impian. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu apakah hasil temuan peneliti juga konsisten di dunia nyata. Ternyata, peneliti kesulitan menemukan pola yang konstan.

Pernikahan yang luar biasa dan mewah memang terbayang indah dalam pikiran. Namun, Anda harus hati-hati. Tidak semua yang tampak berkilau di permukaan memberikan buah yang manis.

Sebab, studi lain menunjukkan bahwa biaya pernikahan yang besar biasanya berujung pada usia pernikahan yang pendek.

Dr John Gottman, seorang konsultan pernikahan, dan penulis buku The Seven Principles for Making Marriage Work, mengatakan bahwa pernikahan yang langgeng tak melulu soal materi dan finansial.

Karakter dan kepribadian, kata dia, masih menjadi faktor utama yang menentukan keharmonisan pernikahan.

Dia mengungkapkan bahwa pasangan yang bahagia memiliki lima interaksi positif untuk setiap satu interaksi negatif.

Koleksi Produk Lainnya :

+ komentar + 1 komentar

Posting Komentar

 
Copyright © 2014. BukaBaju Template - Design: Gusti Adnyana